Selasa, 23 Maret 2010

Bergegas Huru Hara di Kampus..

Pada tanggal 23 Maret 2010, jam sudah menunjukkan pukul 07.30. dan Kami pun (Kurnia Yanuarti, Stephanie Sofiantie, Jenifer Purnomo ) masih leha leha di jalan, tetapi tidak leha leha juga. Kami bergegas untuk masuk ke lift kampus kami, dan sesampai di lantai 4 kami lalu berlarian huru-hara, seperti dikejar maling dan anjing. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45, dan pada waktu itu adalah jam kuliah Bisnis Execution, yang diajar oleh Bapak Wirawan, kami takut jika tidak diijinkan masuk. Dan dengan kebaikan Beliau, kami akhirnya diijinkan masuk. Kami pun duduk di bangku paling depan, selayaknya mahasiswi yang teladan.haha..lalu terdengar oceh'an mulut oleh saudara Kurnia Yanuarti, yang setiap pagi selalu merangak kelaparan.Dan dia melihat kue bread talk saya (Stephanie Sofiantie), saya pun gugup. Dan saya memindahkan kue tersebut ke dalam laci dan AMAN! hahaha . Waktu sudah menunjukkan pukul 08.30, waktunya Bapak Wirawan untuk mengajukan kuisioner yang berisi tentang character diri kita masing-masing, dimana kita harus memilih salah satu pilihan I,D,C,S yang telah terpampang di LCD. Lalu ada pilihan karakter yang sesuai dengan saudara Jenifer Purnomo, yaitu "tidak pernah puas", mengingatkan kami terhadap pepatah Zhang mei di salah satu novel yaitu "maunya merambat"..HAHAHHA.. kami pun tertawa-tawa. Sudah 2 jam pelajaran berlangsung, dan akhrnya kelas dibubarkan. Lalu kami pergi ke lantai 2 di kantin kampus, sambil menunggu saudara Jenifer Purnomo makan dengan luahapnya, kami mendapat sms dari Nyoman Putri Ayu Limono, bahwa interview kita dengan metro tv sudah ditayangkan jm 9.30. Lalu kami bergegas mencari Televisi yang nganggur, dan kebetulan saudara Edbert Soegiarto (Goeboeg Djamor) menemukan terdapat Televisi di lantai dasar, lalu datanglah abang Gerry Soeswanto (Invitation in Hand) ke lantai 2, lalu kami meminta tolong agar dia menjaga makanan kami. Kami langsung bergegas ke bawah, layaknya Treadmill..haha. lalu kami memasuki ruang registrasi yang berada di lantai dasar, dan kami menyaksikannya. Kata Pepatah jika orang masuk TV maka akan kelihatan gendut 5 kg dari aslinya, dan ternyata pepatahh itu 60% benar!.hahaha..


Terlihat Kurnia Yanuarti, Ibu Damelina Tambunan, dan Presenter David Christian di layar Televisi tersebut. Kami sangat senang, dan bergemirang, seperti orang desa yang pertama kali masuk di televisi. Tetapi apa pun kata orang, kami sangat senang. Dan ini merupakan salah satu bisnis yang mewakili Universitas Ciputra di jurusan International Business Management yang masuk Televisi. Dan kami sangat bangga. Tetapi ini merupakan langkah awal kami, dan perjuangan masih belum selesai hanya dengan masuk di televisi. Perjuangan kami (Kurnia Yanuarti, Stephanie Sofiantie, Jenifer Purnomo, Nyoman Putri Ayu Limono) masih panjang, dan kami akann memperjuangkan itu semua, agar Omah Jamu dikenal di mata masyarakat Indonesia. Amin!Dan ini semua juga karena Tuhan yang membimbing kami.



Share/Bookmark

Senin, 22 Maret 2010

Interview with Metro TV Surabaya.

Pada Tanggal 11 Maret 2010, di tempat kami kuliah, kami didatangi oleh salah satu stasiun Tv di Surabaya, yaitu Metro Tv. Kami berbincang-bincang dengan salah satu Presenter Metro Tv yang bernama David Christian. Presenter tersebut, ingin mengenal kami lebih jauh lagi,sekitar tentang di usia yang muda telah berani mengambil resiko dan telah menjadi pengusaha di tengah-tengah sibuknya kuliah. Lalu kami mengadakan jadwal dengan stasiun Tv "Metro Tv" tersebut untuk menggali lebih dalam lagi tentang Omah Jamu ini. Lalu pada tanggal 15 Maret 2010,setelah kami menyelesaikan kuliah kami, kami menuju stasiun Tv Metro Tv Surabaya yang berlokasi di Jalan Ketampon, Komp. Ruko Permata Bintoro Kav 118-123. Waktu menunjukkan pukul 11.00, dan kami tiba di sana sebelum pukul 11.00. Sesampai di tempat, kami bertemu dengan beberapa kru Metro Tv yang sangat ramah sekali. Sambil menunggu Kurnia Yanuarti yang sedang di make up oleh salah satu orang make up di sana, kami bertiga (Stephanie Sofiantie, Jennifer Purnomo, Nyoman Putri Ayu Limono) bercanda gurau bersama serta berbincang-bincang dengan presenter Metro Tv ( David Christian ). Waktu sudah menunjukan pukul 11.30, dan kami diantar ke lantai 2 di stasiun Metro tv tersebut, untuk melakukan interview. Saat memasuki studio, Jujur itu adalah pertama kali kami memasuki sebuah studio stasiun TV, dan kami mulai mengetahui bagaiman kinerja stasiun TV.
Saat memulai proses interview, terlihat dari wajah Kurnia Yanuarti yang gugup tapi tenang dalam menjawab seputar pertanyaan yang diberikan oleh presenter . Dan kami bertiga melihat ke belakang, di mana di situ terdapat video kami ketika disyuting di tempat kuliah kami. Sudah 30 menit, interview berjalan, dan akhirnya interview pun selesai, dan kami melakukan pemotretan sebentar dengan presenter Metro Tv tersebut. Setelah itu deretan acara kami selesai, dan kami sangat senang bisa bertemu dengan kru-kru Metro TV yang sangat ramah. Sehabis dari stasiun Metro Tv tersebut, kami segera kembali ke tempat kuliah kami, untuk mengikuti kelas kuliah kami selanjutnya.


THANKS JESUS.

Share/Bookmark

Jawa Pos




WONOKROMO
- Mahasiswi Universitas Ciputra (UC) haus menghadapi tantangan. Demi lulus mata kuliah entrepreneurial project, mereka berinvestasi jamu Rp 100 juta per semester. Bisnis itu berupa kedai bernama Omah Jamu di Royal Plaza yang dibuka kemarin (28/2).

Empat mahasiswa jadi pemilik gerai jamu tersebut. Yaitu, Kurnia, Ayu, Jennifer, dan Tephi. Menurut dosen entrepreneurial project Damelina Tambunan, dalam mata kuliah tersebut mahasiswa wajib membuat kelompok yang beranggota maksimal lima orang untuk membuka usaha. "Investasinya minimal Rp 100 juta," papar dia.

Dalam grand opening kemarin, Kurnia, Ayu, Jennifer, dan Tephi turun langsung untuk melayani pembeli. Sebenarnya, mereka mempekerjakan tiga waitress. "Tapi, saya juga ingin melayani sendiri biar lebih menghayati," kata Kurnia.

Begitu dibuka, banyak pembeli yang menyerbu. Mereka penasaran dengan gerai jamu milik gadis-gadis cantik yang kemarin mengenakan batik itu. "Aku pesan beras kencur," tutur seorang pembeli. Karena baru dibuka, kedai tersebut memberikan minuman tester gratis berupa sinom dan sari kedelai.

Damelina menambahkan, setiap bulan semua kelompok harus membuat laporan soal perkemba­ngan bisnis mereka. Selain jamu, ada kelompok yang berbisnis di bidang percetakan, food and beverages, trading hasil perkebunan, dan suvenir.

Kurnia mengatakan sengaja memilih bisnis jamu karena menjadi tantangan tersendiri. Saat ini jamu sudah dikenal sebagai minuman kesehatan. Sebut saja sinom, beras kencur, dan sirih. Ada juga yang sudah diolah dengan kombinasi jus apel, sari kedelai, dan teh. "Jamu bukan lagi hanya minuman orang tua," jelas dia.

Agar Omah Jamu makin menarik, Kurnia dkk menghias kedai itu dengan konsep tradisional. Semua mebeler berasal dari kayu. "Pelayan perempuan pakai kebaya dan laki-laki pakai belangkon. "Kami berharap kedai ini bisa jadi tempat nong­krong yang nyaman," tutur dia
Share/Bookmark