Rabu, 03 November 2010

MBOK JAMU GENDONG KELILING LESTARIKAN WARISAN LELUHUR

BERMULA dari keinginan untuk melestarikan jamu sebagai warisan leluhur.Lalu para perempuan yang sebagian besarberasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut terjun menjadi Mbok Jamu Gendong. Bekerja sambil berupaya melestarikan warisan leluhur, begitu mereka berprinsip.

Lantas, komunitas Mbok Jamu Gendong pun perlahan terbentuk. Proses pembentukan komunitas yang sesungguhnya tidak sengaja dan terjadi begitu saja. "Kami punya keinginan yang sama. Yakni sama-sama ingin melestarikan jamu sebagai obatnya para nenek moyang bangsa kita," ujar Sumarni, anggota komunitas Mbok Jamu Gendong asal Pluit.

Bagi Sumarni, jamu adalah obat tradisional yahg sudah dikenal turun temurun. Khasiatnya tidak perlu diragukan lagi. Dalam perjalanan sejarahnya, jenis obat herbal ini tidak hanya digunakan dikalangan masyarakat biasa, tetapi juga para pembesar di keraton (kerajaan). Raja, per-maisuri, pangeran dan punggawa lainnya.

Dalam perjalanan waktu, peran jamu diakui Sumarni mulai tersingkir ketika manusia mengenal obat-obat farmasi. Jenis pengobatan asal negara barat tersebut merambah negeri kita dengan intensitas yang tinggi. Termasuk gempuran obat-obat tradisional asal China. Fakta tersebut telah membuat jamu Indonesia sedikit tersingkir. Masyarakat Indonesia lebih percaya pada obat-obat farmasi. "Itu sebabnya kami punya tekad untuk membuat jamu kita bangkit," tambah Erni, anggota komunitas Mbok Jamu Gendong lainnya

TINGGI DAN MULIA

Keinginan Sumarni dan kawan-kawan sesama Mbok Jamu Gendong memang sederhana. Tetapi filosofi yang terkandung amat tinggi dan mulia. Sebab apa yang mereka lakukan tak sebatas membuat jamu menjadi tradisi turun temurun yang diabadi-kan, tetapi juga ingin membuat jamu lebih bermartabat ditengah gempuran obat farmasi dan tradisional China. Komunitas Jamu Gendong ini pun mempunyai prinsip Biar Lokal Sing Penting Hebat.

Untuk membuat jamu lebih akrab dengan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan seperti Jakarta, Mbok Jamu Gendong ini rela setiap pagi dan sore keliling kampung, keluar masuk gang dan menyambangi ko-mpleks perumahan elite. Mereka menggendong bakul berisi botol-botol jamu yang beratnya bisa mencapai lebih dari 10 kg. "Menjajakan jamu sembari membuat masyarakat tetap mengenalnya," tukas Sumarni.Beruntung belum lama ini, pemerintah dengan dukungan pengusaha jamu, dan swasta lainnya membantu upaya-upaya pelestarian jamu yang dilakukan para Mbok Jamu Gendong tersebut. Pemerintah memberikan bantuan fasilitas berupa sepeda lengkap dengan keranjang botol-botol jamu.

"Kalau digendong, jangkauan para Mbok Jamu Gendong sangat terbatas. Tetapi dengan sepeda, saya berharap mereka bisa memperluas area jualan," ujar Marie Elka Pangestu, Menteri Perdagangan.Jamu dikatakan Marie merupakan produk ramuan asli Indonesia yang telah ada sejak ratusan tahun lalu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.Untuk melesatarikan dan mengembangkan jamu sebagai salah satu warisan budaya bangsa, diperlukan perhatian pemerintah dalam mendorong perkembangan industri jamu di Indonesia.

NENEK MOYANG

Hal senada juga dikemukakan Dirut PT Sido Muncul Irwan Hidayat. Jamu merupakan obat yang diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia. Karena itu perlu upaya-upaya serius untuk melestarikan jamu sebagai bagi-an dari kekayaan bangsa.

Komunitas Mbok Jamu Gendong yang tersebar hampir di semua wilayah Jabotabek dikatakan Irwan amat strategis bagi kelestarian jamu. Mereka sekilas memang lebih terfokus pada dorongan ekonomi yakni bekerja sebagai penjual jamu gendong. Namun disisi lain, profesi tersebut telah berperan melestarikan jamu sebagai obat tradisional bangsa kita.Kalau sudah begitu, harapannya, tidak hanya masyarakat kelas bawah yang nantinya menjadi penggemar dan pe nun um jamu, namun juga masyarakat menengah ke atas. "Dulu cuma satpam dan pembantunya yang minum jamu, sekarang majikannya juga harus minum jamu," tandas Irwan, (inung/st)

Sumber:

http://bataviase.co.id/node/245308


Share/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar